Sejarah dan Aliran dalam Psikologi

Sejarah dan Aliran dalam Psikologi

Setelah dibahas tentang pengertian psikologi, unsur-unsur psikologi dan juga pendekatan psikologi, marilah kita telusuri bagaimana sejarah dan aliran-aliran dalam psikologi.
Sebelum psikologi menjadi ilmu seperti sekarang ini, terdapat tiga tingkatan perkembangan yang dilaluinya :

Psikologi di bawah pengaruh filsafat
Sejak zaman yunani kuno telah banyak para filusuf yang senang mempelajari kejiwaan, meskipun belum pada tahap ilmiah. Para filusuf tersebut antara lain :
1) Plato
Menurut plato tingkahlaku pada dasarnya bukan hanya pada manusia saja tetapi juga pada tumbuhan dan binatang. Ajarannya yang terkenal adalah “idea”.
Menurut plato, jiwa mempunyai dua alam yaitu
  • Alam idea, yaitu alam cipta atau fikir yang bersifat benar dan abad. Ide-ide ini diperoleh melalui rasio, bukan melalui panca indra dan terlepas dari pengalaman sehari-hari.
  • Alam sensoris, yaitu bersifat bersifat materi/Nampak dan tidak permanen. Dunia sensoris ini mempunyai dua kemampuan yaitu kemampuan kehendak dan kemampuan keinginan (nafsu, kecenderungan).
Dengan demikian, menurut plato, jiwa (psyche) terdiri dari tiga bagian yang terkenal dengan “trichatomi”, yaitu : berfikir (rasio) yang berpusat di otak, berkehendak yang berpusat di dada, berkeinginan yang berpusat di perut.

2) Aristoteles
Aristoteles adalah murid plato akan tetapi pandangan-pandangannya berlawanan dengan gurunya tersebut. Menurut aristoteles, objek psikologi adalah gejala-gejala hidup pada umumnya.
Pokok ajaran dari Aristoteles adalah bahwa semua benda yang ada didunia mempunyai dorongan untuk tumbuh dan berkembang. Itulah sebabnya dia disebut sebagai penganut pandangan teleologis.
Menurut aristoteles, benda dalam alam ini tidak tumbuh begitu saja tetapi dikembangkan menjadi sesuatu kea rah kesempurnaan. Tumbuhan, hewan, manusia mempunyai jiwa ( anima, vegetative, sensitive dan intelektiva). Dalam hal ini pandangannya sama dengan gurunya Plato.
Menurut aristoteles, fungsi jiwa yang juga dikenal sebagai dickotomi dari aristoteles adalah :
  • Kemampuan untuk mengenal
  • Kemampuan untuk berkehendak
3) Rene Descartes
Menurutnya, Psikologi adalah ilmu yang mempelajari kesadaran. Oleh karena itu objek psikologi adalah gejala-gejala kesadaran.
Menurut Descartes tingkahlaku manusia dapat bersifat :
  • Rasional, erat kaitannya dengan jiwa, dapat merencanakan dan meninjau kembali tingkah laku, ini hanya terdapat pada manusia yaitu kemampuan untuk berfikir.
  • Mekanis, berhubungan erat dengan badan (raga) diantaranya adalah gerakan-gerakan otomatis atau reflek-reflek.
Jiwa dan raga merupakan dua substansi yang terpisah dengan sifat-sifat yang berbeda.
Jiwa ada dalam pikiran, dan raga memerlukan ruang atau tempat.

4) John Locke
John Locke merupakan peletak dasar-dasar aliran empirism. Menurutnya, pengalaman merupakan factor utama ddalam perkembangan. John Locke dikenal dalam dunia pendidikan karena uraiannya tentang lingkungan dan pengalaman dalam perkembangan anak.
John Locke dianggap sebagai pelopor jiwa asosiasi abad 17. Asosiasi terjadi karena rangsangan dari luar atau lingkungan. Perangsangan dari luar tergantung pada sensasi. Sensasi mempengaruhi persepsi.
Dasar-dasar inilah yang memunculkan teorinya yang terkenal yaitu “Tabularasa” dimana jiwa sebagai jiwa sebagai kertas yang putih bersihyang siap menerima sesuatu oleh lingkungan. Konsekuensi dari teori tersebut adalah pada dasarnya setiap tingkahlaku dapat dipelajari atau diajarkan. Karena dapat dipelajari maka tingkah laku dapat berubah (diubah) melalui pengalaman-pengalaman baru yang diperolehnya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode pengamatan. Metode inilah yang merupakan awal ke arah metode empiris.

Psikologi dibawah pengaruh ilmu-ilmu alam (faal)
pada abad 18 ilmu-ilmu pengetahuan sangat pesat perkembangannya yaitu menggunakan metode ekspeerimental. Hasil-hasil metode IPA tersebut ikut mempengaruhi psikologi yang berkembang kea rah IPA baik secara langsung maupun secara tidak langsung (Ilmu jiwa asosiasi).
Ilmu pengetahuan tentang jiwa manusia, diarahkan seperti yang dipelajari dalam ilmu pengetahuan alam, menggunakan analissis untuk mengetahui unsure terkecil. Jiwa diterangkan secara kausalitas. Menggunakan metode induktif dalam penyelidikan-penyelidikannya. Tokohnya J. Locke, J. Mill, J.S. Mill.
Pada dasarnya mereka berpendapat bahwa ide baru akan diperoleh setelah terjadi penginderaan. Penginderaanlah yang dapat menghasilkan ide-ide yang bergabung menjadi satu yang disebut asosiasi.

a. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri.
Psikologi secara resmi lahir pada 1879, ketika Wilhelm Wundt (1832-1920) membuka laboratorium pertamayang mempelajari tingkahlaku manusia di Leipzig, jerman. Wundt adalah orang pertama yang menggunakan istilah “Psikologi Eksperimental”
Menurut Wundt dalam melaksanakan penelitian factor pribadi tidak dapat diabaikan, untuk melihat factor pribadi ini ia menggunakan metode “intropeksi”, sehingga ia disebut sebagai tokoh introspeksionis.
Menurut Wundt psikologi terbagi dalam :
Ø Psikologi individual, penelitian proses mental
Ø Psikologi massa, kelompok

Aliran-aliran dalam psikologi
a. Strukturalisme
Strukturalisme merupakan aliran pertama dalam psikologi, tokohnya adalah Wundt sendiri. Strukturalisme beranggapan bahwa psikologi merupakan pengalaman manusia yang dipelajari dari sudut pandang pribadi yang mengalaminya. Metode yang digunakan adalah intropeksi terhadap diri sendiri. Tujuan psikologi menurut faham strukturalisme adalah menyelidiki apa, bagaimana, dan mengapa terjadi pengalaman atau kesadaran tadi.
Pengalaman kesadaran terdiri dari :
  • Pengindraan, dapat dianalisa sampai elemen terkecil. Elemin terkecil dari penginderaan merupakan elemen terkecil pula dari pengalaman.
  • Perasaan, merupakan sesuatu yang dimiliki individu dalam diri kita. Tidak dipengaruhi dan bukan merupakan reaksi langsung terhadap rangsangan-rangsangan dari luar.
  • Emosi dan kehendak, emosi merupakan pengalaman-pengalaman yang kompleks yang terdiri dari perasaan dan penginderaan tubuh. Kehendak merupakan pola emosi yang ditandai oleh perubahanperasaan pada waktu individu bertindak.
b. Fungsionalisme.
Tokohnya adalah William James (1842-1910), menurut faham Fungsionalisme tingkahlaku dan proses mental bukan hanya strukturnya saja. Artinya, yang dipelajari adalah apa tujuan dari aktivitas itu. Metode yang digunakan selain intropeksi adalah observation of behavior ( metode observasi tingkahlaku). Metode observasi digunakan untuk mengatasi kelemahan intropeksi yaitu :
Ø Bersifat subjektif karena berdasarkan atas laporan diri.
Ø Kurang sistematis karena sulit dikuantitatifkan (sulit dihitung)
Ø Dianggap kurang ilmiah
Ø Banyak dipengaruhi daya khayal.

c. Asosiasionisme.
Merupakan pandangan psikologi yang menyatakan bahwa jiwa itu tersusun atas elemen-elemen sederhana dalam bentuk ide-ide yang muncul dari pengalaman inderawi.

d. Behaviorisme
Merupakan satu pandangan teoritis yang beranggapan, bahwa pokok persoalan psikologi adalah tingkahlaku, tanpa mengaitkan konsepsi-konsepsi mengenai kedasaran dan mentalitas. Dengan demikian behavioristik hanya mempelajari tingkahlaku yang nyata, terbuka (Nampak)dan dapat diukur secara oibjektif.

e. Psikologi gestalt
Gestalt adalah bahasa jerman yang artinya bias bermacam-macam (shape, form, assence/hakekat). Sulitnya mencari padanan kata gestalt, maka kata itu tidak pernah diterjemahkan. Psikologi gestalt merupakan aliran dalam psikologi yang menentukan bahwa persoalan sejati dalam psikologi adalah tingkahlaku dan pengalaman sebagai kesatuan totalitas.

f. Psikoanalisa.
Jika aliran-aliran sebelumnya banyak membahas tentang kesadaran dan peranannya dalam tingkahlaku. Maka psikoanalisa berpendapat lain. Psikoanalisa justru menyelidiki tentang gejala ketidaksadaran. Tokohnya yang terkenal adalah Sigmund Freud.
Psikoanalisa berpendapat bahwa kehidupan manusia dikuasai oleh alam ketidaksadarannya. Alam ketidaksadaran tersebut bersifat dinamis (terjadi perubahan-perubahan / geseran-geseran akibat saling mempengaruhinya factor-faktor dalam alam ketidaksadaran. Karena bersifat dinamis itulah maka disebut juga psikodinamika.

Demikian pembahasan makalah kuliah tentang sejarah dan aliran dalam psikologi, semoga menjadi referensi ilmu pengetahuan pembaca sekalian.


Artikel Terkait
share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Srima Pom Mini, Published at 21.43