Soal:
Penelitian Tafsir
Pada saat Al-Qur’an diturunkan lima belas abad yang lalu, Nabi Muhammad SAW yang berfungsi sebagai pemberi penjelasan telah menjelaskan arti dan kandungan al-Qur’an kepada para sahabtnya, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami atau sama artinya . Keadaan ini berlangsung sampai wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Setelah Nabi wafat tidak ada lagi tempat bertanya langsung bagi para sahabat, sehingga mereka melakukan ijtihad. Pada mulanya, usaha penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan ijtihad masih sangat terbatas, namun dengan berkembangbangnya masyarakat, maka semakin berkembang pula porsi peranan akal atau ijtihad dalam penafsiran ayat-ayat al-Qur’an , sehingga bermuncullah kitab-kitab tafsir yang beraneka ragam coraknya.
Macam-Macam Metode Penafsiran
1. Metode Tahlily
Metode tahlily adalah suatu metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari segi seluruh aspek. Kelebihan metode ini menurut Taufik Adnan Amal, antara lain adalah potensi untuk memperkaya arti kata-kata melalui usaha penafsiran terhadao kosa kata ayat, syair-syair kuno, dan kaidah-kaodah ilmu nahwu. Penafsirannya menyangkut segala aspek dan analisis ayat dilakukan secara mendalam sesuai dengan keahlian mufassir.
2. Metode Ijmaly
Metode ijmali atau juga disebut juga dengan metode global adalah cara menafsirkan ayat-ayat al-Quran dengan menunjukkan kandungan makna pada suatu ayat secara global.
3. Metode Muqarin
Yang dimaksud metode ini adalah mengemukakan penafsiran ayat-ayat al-Quran yang ditulis oleh sejumlah penafsir. Dalam hal ini, seorang penafsir menghimpun sejumlah ayat al-Quran, lalu ia mengkaji dan meneliti penafsiran sejumlah penafsir mengenai ayat tersebut melalui kitab-kitab tafsir mereka.
4. Metode Mawadhu’i
Metode mawadhu’i adalah cara menafsirkan al Quran dengan menghimpun ayat-ayatnya yang mempunyai maksud yang sama atau ayat-ayat yang membicarakan tentang topik yang sama dan menyusunnya berdasarkan kronologi serta sebab-sebab turunnya tersebut.
b. Metodologi Ulumul Hadist
Menurut bahasa hadist berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata hadatsa, hadtsan. Haditsan dengan pengertian yang bermacam-macam. Kata tersebut misalnya, dapatv berarti jadiid atau sesuatu yang baru, sebagai lawan dari kata al Qadim yang berarti sesuatu yang sudah kuno atau klasik.Secara terminologi hadist adalah perkatan, perbuatan, atau taqrir Nabi Muhamad yang disandarkan pada para sahabat atau tabi’in.
{ Model Penelitian Hadist
Menurut Abuddi Nata terdapat beberapa model penelitian hadist pada periode belakangan ini, antara lain:
1. Model Penelitian Quraish Shihab
2. Model Penelitian Musthafa al-Siba’iy
3. Model penelitian Muhammad al Ghazali
c) Metodologi Filsafat
Menurut Harun Natution yang dikutip Zuhairini, dkk,. Filsafat berasal dari bahasa Yunani yang tersusun dari dua kata “ philein” dalam arti cinta dan “sophos” dalam arti hikmat ( wisdom). Selanjutnya beliau menjelaskan filsafat sebagai berikut:
Secara umum filsafat islam bisa diartikan sebagai filsafat yang berdasarkan dan bersumberkan dari ajaran agama Islam ( al-Quran dan Hadits)
{ Model Penelitian Filsafat
1. Model M. Amin abdullah
2. Model Otto Horrassowitz, Majid Fakhry dan harun Nasution
By: Asep Iwan
- Jelaskan titik tekan kajian studi Islam dengan pendekatan Islamologi serta karakteristik dasar kajian tersebut!
Penelitian Tafsir
Pada saat Al-Qur’an diturunkan lima belas abad yang lalu, Nabi Muhammad SAW yang berfungsi sebagai pemberi penjelasan telah menjelaskan arti dan kandungan al-Qur’an kepada para sahabtnya, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami atau sama artinya . Keadaan ini berlangsung sampai wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Setelah Nabi wafat tidak ada lagi tempat bertanya langsung bagi para sahabat, sehingga mereka melakukan ijtihad. Pada mulanya, usaha penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan ijtihad masih sangat terbatas, namun dengan berkembangbangnya masyarakat, maka semakin berkembang pula porsi peranan akal atau ijtihad dalam penafsiran ayat-ayat al-Qur’an , sehingga bermuncullah kitab-kitab tafsir yang beraneka ragam coraknya.
Macam-Macam Metode Penafsiran
1. Metode Tahlily
Metode tahlily adalah suatu metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari segi seluruh aspek. Kelebihan metode ini menurut Taufik Adnan Amal, antara lain adalah potensi untuk memperkaya arti kata-kata melalui usaha penafsiran terhadao kosa kata ayat, syair-syair kuno, dan kaidah-kaodah ilmu nahwu. Penafsirannya menyangkut segala aspek dan analisis ayat dilakukan secara mendalam sesuai dengan keahlian mufassir.
2. Metode Ijmaly
Metode ijmali atau juga disebut juga dengan metode global adalah cara menafsirkan ayat-ayat al-Quran dengan menunjukkan kandungan makna pada suatu ayat secara global.
3. Metode Muqarin
Yang dimaksud metode ini adalah mengemukakan penafsiran ayat-ayat al-Quran yang ditulis oleh sejumlah penafsir. Dalam hal ini, seorang penafsir menghimpun sejumlah ayat al-Quran, lalu ia mengkaji dan meneliti penafsiran sejumlah penafsir mengenai ayat tersebut melalui kitab-kitab tafsir mereka.
4. Metode Mawadhu’i
Metode mawadhu’i adalah cara menafsirkan al Quran dengan menghimpun ayat-ayatnya yang mempunyai maksud yang sama atau ayat-ayat yang membicarakan tentang topik yang sama dan menyusunnya berdasarkan kronologi serta sebab-sebab turunnya tersebut.
b. Metodologi Ulumul Hadist
Menurut bahasa hadist berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata hadatsa, hadtsan. Haditsan dengan pengertian yang bermacam-macam. Kata tersebut misalnya, dapatv berarti jadiid atau sesuatu yang baru, sebagai lawan dari kata al Qadim yang berarti sesuatu yang sudah kuno atau klasik.Secara terminologi hadist adalah perkatan, perbuatan, atau taqrir Nabi Muhamad yang disandarkan pada para sahabat atau tabi’in.
{ Model Penelitian Hadist
Menurut Abuddi Nata terdapat beberapa model penelitian hadist pada periode belakangan ini, antara lain:
1. Model Penelitian Quraish Shihab
2. Model Penelitian Musthafa al-Siba’iy
3. Model penelitian Muhammad al Ghazali
c) Metodologi Filsafat
Menurut Harun Natution yang dikutip Zuhairini, dkk,. Filsafat berasal dari bahasa Yunani yang tersusun dari dua kata “ philein” dalam arti cinta dan “sophos” dalam arti hikmat ( wisdom). Selanjutnya beliau menjelaskan filsafat sebagai berikut:
- Pengetahuan tentang hikamt
- Pengetahuan tentang prinsip atau dasar-dasar
- Mencari kebenaran
- Membahas dasar-dasar dari apa yang dibahas.
Secara umum filsafat islam bisa diartikan sebagai filsafat yang berdasarkan dan bersumberkan dari ajaran agama Islam ( al-Quran dan Hadits)
{ Model Penelitian Filsafat
1. Model M. Amin abdullah
2. Model Otto Horrassowitz, Majid Fakhry dan harun Nasution
- Tulis dengan singkat tentang pendekatan Sejarah dalam kajian studi Islam!
Sejarah hanya sebagai metode analisis atas dasar
pemikiran bahwa sejarah dapat meyajikan gambaran tentang unsur-unsur yang
mendukung timbulnya suatu lembaga. Pendekatan sejarah bertujuan untuk
menentukan inti karakter agama dengan meneliti sumber klasik sebelum dicampuri
yang lain. Dalam menggunakan data historis maka akan dapat menyajikan secara detail
dari situasi sejarah tentang sebab akibat dari suatu persoalan agama.
Melalui pendekatan sejarah ini, seseorang diajak untuk
memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. Disini
seseorang tidak akan memahami agama keluar dari konsep historisnya, karena
pemahaman demikian itu akan menyesatkan orang yang memahaminya. Misalnya
seseorang yang ingin memahami Al-Qur’an secara benar maka ia harus mempelajari
sejarah turunnya Al-Qur’an atau kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya
Al-Qur’an.
Dengan pendekatan historis ini masyarakat diharapkan
mampu memahami nilai sejarah adanya agama Islam. Sehingga terbentuk manusia yang
sadar akan historisitas keberadaan islam dan mampu memahami nilai-nilai yang
terkandung didalamnya.
- Apa saja metode yang dipakai dalam pendekatan antopologi pada kajian studi Islam? Apa kelebihan dan kekurangan pendekatan ini?
Metode yang dipakai dalam pendekatan antropologi lebih bersifat pengamatan langsung, bahkan sifatnya
partisipatif. Timbul kesimpulan-kesimpulan yang sifatnya induktif
yang mengimbangi pendekatan deduktif. Metode penelitian antropologis yang induktif dan grounded, yaitu turun ke
lapangan tanpa berpijak pada atau setidak-tidaknya dengan upaya membebaskan
diri dari kungkungan teori-teori formal.
Sejalan dengan pendekatan tersebut, maka dalam berbagai penelitian
antropologi agama dapat ditemukan adanya hubungan positif antara kepercayaan
agama dengan kondisi ekonomi dan politik. Golongan masyarakat yang kurang mampu
dan golongan miskin pada umumnya, lebih tertarik kepada gerakan-gerakan
keagamaan yang bersifat messianis, yang menjanjikan perubahan tatanan sosial
kemasyarakatan. Sedangkan golongan orang yang kaya lebih cenderung untuk
mempertahankan tatanan masyarakat yang sudah mapan secara ekonomi lantaran
tatanan itu menguntungkan pihaknya.
- Ada berapa dampak yang mungkin bisa ditimbulkan dari pendekatan psikologis dalam kajian studi Islam. Bagaimana solusi masalah tersebut?
- Apa yang anda tahu tentang hermeneutika sebagai tawaran metode baru dalam kajian studi Islam? Bagaimana menurut Anda?
By: Asep Iwan