Solusi Menghadapi Anak Autis | Kesulitan Berbicara pada Siswa

Solusi Menghadapi Anak Autis | Kesulitan Berbicara pada Siswa

Kesulitan berbicara pada siswa adalah kesulitan pengucapan yang menunjukkan keterampilan seseorang mengucapkan suara dalam suatu kata. Siswa yang mengalami kesulitan dalam berbicara termasuk kedalam anak autis.
Pengertian Anak Autistik menurut beberapa ahli : Anak autis adalah anak yang mengalami ganguan dalam perkembangan berat yang antara lain mempengaruhui cara seseorang untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain (Sutardi, 2002). Autisme adalah gangguan perkembangan organik yang mempengaruhui kemampuan anak-anak dalam berinteraksi dan menjalani kehidupannya(Hanafi, 2002).
Anak Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial, gangguan sensoris, pola bermain, perilaku, dan emosi (Depdiknas, 2002).

Penyebab Autistik
a. Masalah genetik
Beberapa gen menunjukkan keterkaitan dengan autisme. Beberapa mungkin membuat anak lebih rentan terkena gangguan; mempengaruhi perkembangan otak atau cara sel otak berkomunikasi.
b. Faktor lingkungan
Banyak masalah kesehatan terjadi akibat faktor genetik dan lingkungan. Sebagai contoh para ahli menemukan bahwa infeksi virus dan polusi udara memainkan peran terhadap autisme. Selain dari itu siswa yang mendapat perlakuan kurang baik dari orang-orang terdekatnya yaitu keluarga. Perlakuan tidak baik diantaranya orang tua sering berkata kasar kepada anak, berkata keras, dan perlakuakan yangb tidak sewajaranya.
Masalah komunikasi dan interaksi dengan orang tua tanpa disadari memiliki peran yang penting dalam membuat anak mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa yang tinggi. Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka berkomunikasi dengan anak nya yang juga membuat anak tidak punya banyak perbendaharaan kata-kata, kurang dipacu untuk berpikir logis, analisa atau membuat kesimpulan dari kalimat-kalimat yang sangat sederhana sekali pun. Sering orang tua malas mengajak anaknya bicara panjang lebar dan hanya bicara satu dua patah kata saja yang isinya instruksi atau jawaban sangat singkat. Selain itu, anak yang tidak pernah diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri sejak dini (lebih banyak menjadi pendengar pasif) karena orang tua terlalu memaksakan dan “memasukkan” segala instruksi, pandangan mereka sendiri atau keinginan mereka sendiri tanpa memberi kesempatan pada anaknya untuk memberi umpan balik, juga menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan bicara, menggunakan kalimat dan berbahasa.ndapatkan apa yang diinginkannya.

Dilihat dari segi perkembangan anak menurut Sigmuand Freud anak pada usia 5-12 tahun atau 13 cenderung untuk ada dalam keadaan tertekan ini bisa dihubungkan dengan keadaan siswa di lingkungan keluargaannya.

Karakter siswa dengan masalah kesulitan berbicara (autis) khususnya mengalami gangguan di bidang interaksi sosial memiliki karakteristik yaitu:
  • Siswa lebih suka menyendiri
  • Siswa tidak melakukan kontak mata dengan orang lain atau menghindari tatapan muka atau mata dengan orang lain.
  • Tidak tertarik untuk bermain bersama teman-temannya, baik yang sebaya ataupun lebih tua dari umurnya
  • Bila diajak bermain, siswa ini menolak dan menjauh.
Pengaruh kesulitan berbicara pada siswa terhadap prestasi belajar dalam proses pembelajaran
Kesulitan berbicara sangatlah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Ini bisa terlihat dari karakteristik siswa yang mengalami autis, mereka lebih suka menyendiri sehingga pengalaman yang didapat dari proses pembelajaran akan sangat kurang dengan kata lain siswa tersebut tidak mendapatkan pengalaman dan penegetahuan dari yang lain. Proses pembelajaran adalah proses dimana adanya interaksi antara guru dan siswa.

Dengan tidak adanya interaksi dengan guru, guru menjadi tidak mengetahui apa yang dibutuhkan oleh siswa tersebut, sehingga mengakibatkan siswa mengerjakan segala sesuatu sekemampuannya sendiri, guru hanya bisa mengatahui kebutuhan siswa dari tingkahlaku yang dilakukannya, bukan interaksi yang dilakuakan atara guru dan siswa. Ini merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar siswa. Mengapa dikatakan demikian? Karena berdasarkan prinsip-prinsip belajar bahwa belajar merupakan bagian dari perkembangan yaitu dalam perkembangan dituntut untuk belajar dan dengan belajar perkembangan individu lebih pesat. Selain dari itu bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi oleh kematangan serta usaha dari siswa itu sendiri. Karena siswa ini tidak bisa berusaha secara maksimal maka dalam pencapaian hasil belajar dengan kata lain prestasi siswa menjadi sangat kurang tidak seperti siswa-siswa yang lain.

Siswa dengan kesulitan berbicara seringkali menunjukkan prestasi akademis yang kurang baik karena mereka perlu berjuang untuk membaca, menyesuikan diri tanpa berinteraksi karena dia tidak berbicara ketika proses pembelajaran ataupun diluar jam pelajaran, mengalami kesulitan memahami dan mengekspresikan pikirannya, tidak dapat menginterpretasikan simbol-simbol sosial, akhirnya siswa menolak pergi ke sekolah, bahkan tidak jarang sampai tidak mau mengikuti tes yang diwajibkan. Dari hal itulah siswa yang mengalami kesulitan berbicara berpengaruh terhadap prestasi siswa. Karena seluruh gangguan komunikasi memiliki potensi untuk mengakibatkan siswa terisolir dari lingkungan sosial dan pendidikannya, maka sangat penting untuk melakukan intervensi dini. Kesulitan berbicara apabila tidak dideteksi secara dini dapat menyebabkan kegagalan dalam proses pendidikan siswa selanjutnya.

Solusi Autis untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan berbicara
Kesulitan berbicara harus dideteksi secara dini jika kesulitan berbicara telah terjadi maka diperlukan solusi, adapun solusi yang seharusnya dilakukan adalah:

1. Dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan berbicara agar dapat meningkatkan kemampuan siswa, dibutuhkan tim yang solid yang terdiri dari guru, speech language pathologist, audiologist, dan orang tua tentunya.
2. Penggunaan media komunikasi elektronik dapat membantu siswa berkomunikasi tanpa bicara langsung sehingga mereka tetap dapat mengkomunikasikan isi pikirannya.
3. Untuk orang tua banyak-banyak mengajak anak bicara, tidak membentak- bentak anak, karean ini akan menjadi trauma pada diri anak.
4. Melakukan pendekatan yaitu dengan cara bimbingan, guru senantiasa mengajak siswa berbicara agar siswa merasa nyaman dan bisa terbuka, sehingga guru setidaknya bisa berinteraksi dengan siswa.
5. Guru hendakanya tidak memberikan perintah-perintah tetapi membimbingnya agar siswa tersebut bisa aktif dengan kata lain berani untuk berbicara.


Artikel Terkait
share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Srima Pom Mini, Published at 14.58