Biang kanker makin jelas. Peneltian muktahir menyebutkan bahwa pemicu terjadinya penyakit yang di takuti manusia itu adalah gen p53. Selama ini, gen tadi di anggap sebagai penghambat timbulnya pembelahan sel secara liar. Tiga tahun lalu, para peneliti menemukan lebih rinci rahasia pembelahan sel secara liar itu. Yakni, ketika mereka menemukan gen p53 – yan selama ini penekan munculnya kanker – ternyata malah sebagai penyebab kanker. Gen p53 terjadi akibat adanya mutasi DNA (deoxyribonucleic). Tiap hari, rata-rata DNA yang terkandung dalam sel tubuh mengalami lebih dari 5.000 mutasi, yaitu berubah bentk dan fungsinya. Dari utasi itu di temukan sel yang bandel, sehingga membelah secara tidak terkendali. Padahal, secara alami sel-sel memilki sistem pertahanan yang mampu mencegah terjadi pembelahan secara liar. Sampai saat ini, para peneliti belum mampu menjelaskankerja sistem pertahanan tersebut. Mereka tahu bahwa sel-sel normal memilki gen penjaga yang di sebut sebagai gen penekan tumor, yaitu gen p53. Semenjak penemuan itu , penelitian tentang kanker melonjak, terutama dalam meneliti gen p53. Tidak kurang dari 50 lembaga penelitian turun tangan dan melibatkan 500 laboratorium internasional. Penelitian terbaru tentang kanker, seperti di tulis majalah The Economist terbitan bulan akhir lalu, menunjukan bahwa munculnya kanker selalu ada sangkut pautnya dengan gen p53. Pada kasus 75% kankr usus besar, 30-50% kanker payudara, dan pada jenis tumor lainya ditunjukan dengan berubahnya fungsi gen p53. Artinya, gen tersebut telah berubah fungsi, yang semula melinungi tubh dari kanker – dalam kasus tersebut malah di temukan menjadi musuh. Sepanjang gen p53 berjalan normal, gen itu masih di anggap bersahabat. Yaitu, gen tersebut memprodoksi protein yang mampu menekan pembelahan sel secara liar. Protein yang di hasilkan p53 yang normal dapat menghentikan pertumbuhan sel, sekaligus memperbaikinya. Celakanya, gen p53 mampu berfungsi sebaliknya, terutama ketika mengalami mutasi. Gen ini mampu berkhianat, sehingga mendorong sel-sel untuk memecah diri tiga sampai sepuluh kali lebih cepat dari yang normal. Apalagi sel tersebut mampu bertahan lama, tak seperti sel normal, yang mati setelah memecah diri pada batas tertentu. Begitu juga pada protein yang di hasilkan mutan gen p53. Protein ini mampu hidup lebih lama dari yang normal. Makin banyak protein yang tidak normal berkeliaran dalam tubuh, tentu membuat sistem pembelahan sel semakin kacau. Munculnya mekanisme gen p53 peng-khianat, salah satunya adalah dengan cara: sel-sel memiliki dua buah kopi untuk tiap ganya. Hal itu dipergunakan sebagai pengaman apabila terjadi masalah. Dalam kasus gen p53, kopian tersebut termutasi, dan seharusnya kembaranya yang me-nyimpang itu mati. Anehnya, hasil mutasi gen p53 itu terlalu pandai. Maka, kopian gan p53 yang termutasi itu mampu mem-pengaruhi keseluruhan fungsi gen p53, misalnya, menguasai protein normal dan menghentikan kerjanya. Para peneliti masih belum yakin bagai-mana bisa terjadi kudeta gan p53 seperti itu. Dokter Jo Milner, seorang ahli biologi sel dari Universitas York, AS, menyebut- kan bahwa apabila protein p53 mutan dengan yang normal dipandukan, fungsi protein normal akan berubah sehingga berperilaku seperti mutan. Dengan meng-gunakan contoh mutan yang terdapat pada kanker paru-paru, ia juga menemukan suatu bentuk protein mutan yang mampu meningkatkan daya belah sel secara luar biasa pada suhu tubuh, tapi mampu mene-kan formasi tumor bila didinginkan sampai 30 derajat Celsius. Berdasarkan pada penelitian tersebut, Mil-ner membakukan hipotesisnya. Yakni, gen p53 yang normal mewariskan pertumbuhan sel sampai yang bersankut-an menerima sebuah tanda dari luar, seperti hormon pertumbuhan. Kemudian memerintahkan pada sel untuk membelah. Perintah kepada sel itu dilakukan gen lewat protein. Menurut Milner, protein yang diproduksi oleh gen p53 yang mengalami mutasi menjadi tidak stabil. Bah- kan, gen tersebut mampu memaksa protein normal berubah bentuk, sehingga tugasnya melenceng.Jika penelitian Milner benar, terbuka kemungkinan baru dalam penyembuhan pe-nyakit kanker. Misalnya, dengan cara mengembang-kan obat-obatan yang mam-pu membelokan bentuk protein yang diproduksi mutan gen p53 itu kembali ke semula. Penemuan gen p53 seba-gai penyebab kanker itu disambut baik oleh Prof. Ari Haryanto dari FK Uni-versitas Indonesia, Jakarta. Selama ini kanker dianggap hanya sebagai akibat meng-ganasnya sel-sel yang mem-belah secara liar. Sedang-kan penyebabnya, biasanya hanya disebut multifato-rial. Padahal , jika pembe-lahan sel tersebut mampu diimbangi de-ngan fungsi gen p53 yang normal, seharus-nya kanker tidak akan muncul. Selama ini, menurut Ari Haryanto, gen yang berfungsi memerintah sel untuk mem-belah disebut gen onco, sedangkan gen yang berfungsi untuk menghentikan pem-belahan adalah gen p53. Dalam kondisi normal, kedua gen tersebut akan seimbang, kapan membelah dan kapan berhenti. Per-intah tersebut dilakukan gen lewat protein yang mereka produksi. Persoalannya muncul ketika gen-gen ter-sebut mengalami mutasi. Akibatnya, pro-tein yang dihasilkan memberikan instruksi yang salah, bahkan bisa berlawanan. “pa-ling tidak dengan ditemukanya gen p53 sebagai penyebab kanker, langkah peng-obatnya makin jelas,” kata ahli kanker itu.