Definisi kebijakan di atas mengandung arti menghubungkan terhadap sekian banyak definisi lain dari David Easton, Lasswell & Kaplan, serta Carl Friedrich. Easton menyebut kebijakan pemerintah sbg “kekuasaan mengalokasi nilai-nilai buat warga dengan cara total.” Ini mengandung konotasi berkaitan kewenangan pemerintah yg meliputi total kehidupan penduduk. Tak hadir sebuah organisasi lain yg wewenangnya akan mencakup seluruhnya warga kecuali pemerintah. Sementara Lasswell & Kaplan yg menyaksilkan kebijakan yang merupakan media buat mencapai angan-angan, menyatakan kebijakan yang merupakan acara yg diproyeksikan mengenai bersama maksud, nilai & praktek (a projected acara of goals, values and practices). Carl Friedrich menyampaikan bahwa yg paling pokok bagi sebuah kebijakan ialah adanya maksud(goal ), sasaran (objektive) atau kehendak (purpose).
H. Hugh Heglo menyatakan kebijakan yang merupakan “a course of action intended to accomplish some end,” atau juga sebagai satu buah perbuatan yg bermaksud utk mencapai maksud tertentu. Definisi Heglo ini selanjutnya diuraikan oleh Jones dalam kaitan dgn sekian banyak isikan dari kebijakan. Mula-mula, ambisi. Di sini yg dimaksudkan ialah ambisi tertentu yg dikehendaki buat di raih(the desired ends to be achieved). Bukan satu buah harapan yg sekedar di inginkan saja.
Dalam kehidupan sehari-hari hasrat yg cuma diharapkan saja bukan angan-angan, namun sekedar harapan. Tiap-tiap orang boleh saja berkeinginan apakah saja, namun dalam kehidupan bernegara nggak butuh diperhitungkan. Baru diperhitungkan jika hadir bisnis utk mencapainya, serta ada”faktor pendukung” yg dimanfaatkan. Ke-2, konsep atau proposal yg yaitu sarana atau trik tertentu buat mencapainya. Ke3, acara atau trick tertentu yg udah mendapat persetujuan serta pengesahan utk mencapai keinginan yg dimaksud. Keempat, ketetapan, adalah aksi tertentu yg diambil buat tentukan angan-angan, menciptakan serta menyesuaikan konsep, lakukan & mengevaluasi acara dalam warga.
Selanjutnya Heglo menyampaikan bahwa kebijakan lebih sanggup digolongkan juga sebagai sebuah fasilitas analisis daripada yang merupakan sebuah rumusan kata-kata. Dikarenakan itu, menurutnya, mengisi dari satu buah kebijakan lebih akan dipahami oleh para analis daripada oleh para perumus & pelaksana kebijakan itu sendiri.
Berangkat dari sini, Jones merumuskan kebijakan sbg “…behavioral consistency and repeatitiveness associated with efforts in and through government to resolve public problems” (tingkah laku yg masih & berulang dalam interaksi bersama business yg tersedia di dalam & lewat pemerintah buat memecahkan masalah umum). Definisi ini berikan makna bahwa kebijakan itu bersifat dinamis – ini dapat dibicarakan dengan cara husus dalam bidang lain, dalam pertalian bersama sifat dari kebijakan.
Sejalan dgn perkembangan studi yg semakin maju, William Dunn mengaitkan pengertian kebijakan dgn analisis kebijakan sbg segi baru dari perkembangan ilmu sosial buat pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Dikarenakan itu beliau mendefinisikan analisis kebijakan sebagai”ilmu sosial terapan yg memakai bermacam macam metode utk membuahkan & mentransformasikan berita yg relevan yg digunakan dalam memecahpersoalan dalam kehidupan sehari-hari. “Di sini dirinya lihat ilmu kebijakan yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari ilmu-ilmu sosial yg udah hadir. Metodologi yg digunakan bersifat multidisiplin. Factor ini berhubungan dgn kondisi warga yg bersifat kompleks serta tak mengijinkan pemisahan satu faktor dgn hal lain.
Pendidikan berasal dari kata pedagogi (paedagogie, Bahasa Latin) yg berarti pendidikan serta kata pedagogia (paedagogik) yg berarti ilmu pendidikan yg berasal dari bahasa Yunani. Pedagogia terdiri dari dua kata merupakan ‘Paedos’ (anak, pen) & ‘Agoge’ yg berarti gue membimbing, memimpin anak. Sedangkan paedagogos adalah seseorang pelayan atau jejaka (pemuda, pen) kepada era Yunani Kuno yg pekerjaannya mengantar & menjemput anak-anak (siswa, pen) ke serta dari sekolah. Perkataan paedagogos yg semula berkonotasi rendah (pelayan, pembantu) ini, next time sekarang ini dimanfaatkan utk nama tugas yg mulia adalah paedagoog (pendidik atau ahli didik atau guru). Dari segi pandang ini pendidikan bisa diartikan sbg aktivitas seorang dalam membimbing & memimpin anak menuju ke pertumbuhan & perkembangan dengan cara optimal biar akan berdiri sendiri serta bertanggung jawab.
Pendidikan berkenaan erat bersama segala sesuatu yg bertalian dgn perkembangan manusia sejak mulai perkembangan fisik, kesehatan keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, hingga terhadap perkembangan Iman. Perkembangan ini mengacu pada menciptakan manusia jadi lebih sempurna, menciptakan manusia meningkatkan hidupnya serta kehidupan alamiah jadi berbudaya serta bermoral.
Seperti dikutip oleh Ahmad Tafsir, Rupert C. Lodge dalam bukunya Philosophy of Education (New York : Harer dan Brothers. 1974 : 23) menyebut bahwa dalam pengertian yg luas pendidikan itu menyangkut seluruhnya pengalaman. Tetapi faktanya bahwa nggak seluruhnya pengalaman akan dikatakan pendidikan. Pendidikan itu mempunyai harapan yg mulia, baik dihadapan manusia ataupun dihadapan Tuhan.
Bnyk rumusan pendidikan yg dikemukakan oleh para ahli misalnya :
- John Dewey : pendidikan ialah satu buah proses pembentukan kecakapan mendasar dengan cara intelektual & emosional sesama manusia.
- JJ. Rouseau : Pendidikan yakni pemberian aset terhadap kita apakah yg tdk kita perlukan kepada periode kanak-kanak, bakal tapi kita perlukan kepada kala dewasa.
- Meter. J. Langeveld : Pendidikan merupkan tiap-tiap business yg dilakukan utk mempengaruhi serta membimbing anak ke arah kedewasaan, supaya anak cekatan jalankan pekerjaan hidupnya sendiri.
- Menurut Langeveld pendidikan cuma terjadi dalam suasana pergaulan antara orang yg telah dewasa (atau yg diciptakan orang dewasa sama seperti : sekolah, buku model dan seterusnya) bersama orang yg belum dewasa yg diarahkan buat mencapai maksud pendidikan.
- John S. Brubacher : Pendidikan yaitu proses timbal balik dari tiap individu manusia dalam rangka penyesuaian beliau bersama alam, bersama sohib serta dgn alam semesta.
- Kingsley Price menyampaikan : Education is the process by which the nonphysical possessions of culture are preserved or increased in the rearing of the young or in the instruction of adults. (Pendidikan yakni proses yg berbentuk non pisik dari unsur-unsur budaya yg dipelihara atau dikembangkan dalam mengasuh anak-anak belia atau dalam pembelajaran orang dewasa).
- Mortimer J. Adler : pendidikan merupakan proses di mana seluruh kekuatan manusia (bakat & kapabilitas yg diperoleh) yg akan dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan bersama kebiasaan-kebiasaan yg baik lewat fasilitas yg dengan cara artistik dibuat & digunakan oleh siapakah pula utk menunjang orang lain atau ia sendiri mencapai angan-angan yg ditetapkan, adalah tradisi yg baik.
Pendidikan dapat diperoleh baik secarah formal serta nonformal. Pend. Formaldiperoleh dalam kita mengikuti progam-program yg udah di desain dengan cara terstruktur oleh sebuah intitusi, departemen atau kementrian sebuah Negeri. Pend. non formal merupakan wawasan yg didapat manusia (Peserta didik) dalam kehidupan sehari-hari (beraneka pengalaman) baik yg ia rasakan sendiri atau yg dipelajarai dari orang lain (mengamati serta mengikuti).