Implikasi Pendidikan Islam Berdasarskan Hakikat Agama

Implikasi Pendidikan Islam Berdasarskan Hakikat Agama

Bagian ini hendak mengemukakan pengertian implikasi terhadap pendidikan Islam, implikasi adalah keterlibatan atau keadaan terlibat manusia sebagai objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentingannya; jadi pengertian di atas pendidikan Islam yang diimplikasikan ke dalam unsur-unsur dimaksud, melainkan suatu gambaran dari unsur-unsur itu. Khususnya berlaku dalam pendidikan di Indonesia dalam kaitan ini. Penulis mencoba menjajaki sejauh mana pendidikan agama Islam sebagai suatu sub system dari pendidikan nasional dapat mengemban cita dan citra Islam.

Tujuan utama dari pembahasan ini adalah memberikan gambaran tentang unsur-unsur pendidikan dimaksud dan dari gambaran itu diharapkan terlihat dampak positif terhadap pengembangan pendidikan Islam, maka selain itu Islam merupakan risalah (Syariat) pembawa missi untuk memberikan rahmat kepada makhluk alam sekalian ini.

Dan sebagai pembawa misi, Islam mewujudkan secara jelas akan implikasi pendidikan yang bergaya imperative, motivasi, dan persuasive sebagai cara ia melaksanakan tugas misinya yang suci itu kepada umat manusia dalam bentuk system dan proses pendidikan.

Proses pendidikan yang memahami itu bertumpu pada kemampuan jasmaniah dan rohaniyah masing-masing individu itu sendiri, secara bertahap dan berkesinambungan. Ada beberapa prinsip Uang mendasari pandangan tersebut di atas, yaitu :
  • Nilai-nilai yang mendasari dan menjiwai tingkah laku manusia muslim baru dapat mempribadi, bila mana ditumbuhkan atau dikembangkan melalui proses pendidikan yang baik.
  • Tujuan hidup muslim untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat, baru benar-benar dihayati, bilamana dibina melalui proses pendidikan yang berkesinambungan dari sejak lahir sampai meninggal dunia.
  • Posisi dan fungsi manusia sebagai hamba Alloh yang wajib beribadah kepada-Nya, baru dapat dipahami dan dihayati, bilamana ditanamkan kesadaran tentang perlunya sikap (orientasi) dalam hubungan dengan Tuhannya, dengan masyarakat dan alam sekitar, serta terhadap diri sendiri. Pola tersebut dikembangkan, diarahkan melalui proses pendidikan.
  • Kelengkapan-kelengkapan dasar manusia yang diberikan Alloh dalam dirinya yang berupa fitrah dan mawahib (potensi dasar manusia). Yang secara individual satu sama lain berbeda intensitas dan eksentitas dalam perkembangannya, jika tanpa proses pendidikan, kelengkapan dasar itu tidak berkembang sampai mencapai titik maksimal perkembangannya.
  • Secara universal, membudayakan manusia melalui agama dengan tanpa melalui proses pendidikan sulit untuk dapat direalisasikan, pendidikan adalah sarana pembudayaan manusia.
Dari pembahasan di atas penulis dapat mempertegas kembali dan menjajaki sejauh mana pendidikan agama Islam sebagai suatu sub sistem dari pendidikan yang dapat mengemban cita dan citra Islam. Maka untuk menjelaskan maksud dari judul penelitian ini sebagai berikut :

Pertama, Implikasi dalam bahasa inggris yaitu "implication " yang artinya "terlibatnya". (Jhon M. Achol, 1996 : 213). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia implikasi artinya keterlibatan atau kasdaan terlibat (De3pdikbud, 1989 : 327).
Kedua, Perilaku dalam bahasa Indonesia yaitu tingkah laku; tanggapan seseorang terhadap lingkungan (Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Tim Prima Pena, 1991 : 511). Perilaku yang berwawasan lingkungan hidup adalah mencerminkan leadaan manusia terhadap lingkungan hidup yang dapat mensejahterakan dan uswatun hasanah (contoh yang baik).

Demikianlah esensi dari implikasi missi Islam uang menitikberatkan pada proses pendidikan manusia dalam rangka transmisi nilai-nilai dalam kehidupannya, seperti yang dikehendaki oleh agama Islam.

Sedangkan pengertian pendidikan Islam, bila dilihat dari segi bahasa, maka penulis harus melihat kepada kata Arab karena ajaran Islam itu diturunkan dalam bahasa tersebut. Kata "pendidikan yang umum digunakan untuk pembahasan ini, maka dalam bahasa Arabnya adalah "tarbiyah" dari pengertian tersebut di atas dalam Al-Qur'an pendidikan dalam bahasa Arab. Hal ini terlihat pada Firman Alloh S.W.T.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".(Q.S. AL-Israa : 24).
Dalam ayat lain kata tersebut digunakan oleh Tuhan Ketika ceritaka perihal firaun sebagai berikut :
“ Berkata (Fir’aun kepada Nabi Musa), bukanlah Kami telah mengasuhmu (mendidikmu ) dalam keluarga Kami waktu kamu masih kanak-kanak dan tinggal bersama-bersama Kami bebeapa tahun dari umurmu (Q.S. Al-Syu’aro : 18).

Kata lain dalam bahasa Arab yang berarti pendidikan ialah “ addaba”, seperti terdapat dalam sabda Rosulallah SAW. Sebagai berikut :

اَذَّبَنِى رَبِّى فَاَحْسَنَ تَأْذِيْبِى
“Tuhanku telah mendidikku, maka Ia sempurna pendidikanku”.

Demikian pula ada kata lain yang sering digunakan di dalam AL-Qur’an Alloh SWT. Sebagai berikut : Ialah “Ta’Lim”, yang kata kerjanya “’allama”, seperti terdapat dalam Firman :
“Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!". ( Q.S. Al-Baqarah : 31).
Kata “allama” pada kedua ayat tersebut di atas mengandung pengertian sekedar tahu atau pengetahuan, tidak mengandung arti pembinaan kepribadian, karena sedikit sekali kemungkinan kepribadian (Adam) melalui nama-nama. Karena para ahli sepakat bahwa kata “ ta’lim” adalah “ pengajaran”. Lain halnya dengan pengertian “ rabba” dan “ addaba “, di situ terkandung kata pembinaan, pimpinan, pemeliharaan, dan sebagainya, Karena itulah tepat untuk digunakan dalam istilah pendidikan.terminologi Pengertian (istilah).

Secara teoritis pengertian pendidikan seperti yang lazim difahami sekarang belum terdapat di zaman Nabi. Tetapi secara oprasional usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam menyampaikan seruan agamanya dengan berdakwah, contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim telah mencakup arti pendidikan dalam pengertian sekarang.

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1989 :3) Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Lebih lanjut pendidikan menurut A. Tafsir (1992 : 26) adalah untuk meningkatkan diri dalam segala aspeknya..

Sari beberapa tetang pendidikan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha orang dewasa, baik dari perkembangan rohaninya maupun pertumbuhan jasmaninya dalam segala aspek yang harus dibina.

Hakikat Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya (H. M.Arifin, 1989 : 22), sedangkan pendidikan Islam menurut Abdul Rahman An-Nahlawi (1989 : 41) adalah Pendekatan Individu dan Sosial yang dapat menyebabkan seseorang tunduk dan taat pada Islam dan menerapkannya secara sempurna di dalam kehidupan individu dan masyarakat.

Menurut Dahlan pendidikan Islam hendaknya diadakan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, ‘Alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakat. (M.A. AL-Rasyidin, 2005 : 107).

Juga menurut Ahmad Muhammad Jamal, pendidikan Islam dan dakwah Islam dapat dibedakan atas dasar objek formalnya. Objek pendidikan Islam adalah subjek didik yang dididik di dalam keluarga sekolah, dan masyarakat. Sedangkan objek dakwah Islam adalah masyarakat yang menyimpan dari ajaran Islam dan para Rasulnya yang telah di utus untuk meluruskan penyimpangan tersebut. (Abdullah Idi dan Toto Suharto, 2006 : 46-47).

Dengan demikian, jelaslah bahwa pengertian pendidikan Islam hal ini adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa muslim yang bertaqwa untuk mengarahkan dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah manusia atau anak didik menuju kepribadian yang sempurna dan utama berdasarkan ajaran Islam.

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh pendidikan Islam sebagai suatu disiplin ilmu menurut ketentuan ilmu pengetahuan sosial (Social Science) secara umum adalah sebagai berikut :
  1. Memiliki objek pembahasan yang jelas dan corak khas kependidikan yang ditunjang dengan ilmu pengetahuan lainnya yang relevan.
  2. Mempunyai pandangan, teori, asumsi atau hipotesa-hipotesa yang bercorak kependidikan (Paedagogis) bersumberkan ajaran Islam.
  3. Memiliki metode penganalisaan yang sesuai dengan tuntutan dari corak keilmuan kependidikan yang bernapasan Islam atas pendekatan-pendekatan yang relevan dengan corak dan watak keilmuan tersebut.
  4. Memiliki struktur keilmuan yang definitif mengandung suatu kebulatan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling berkaitan sebagai suatu sistem keilmuan mandiri (tidak bergantung kepada sistem keilmuan yang lain ). (H M. Arifin, 1994 : 12).
Dari uraian di atas, dapat diambil fungsionalnya bahwa baik pendidikan Islam atau pun pendidikan lain sebagai suatu disiplin kedua-duanya sama-sama membicarakan tentang penyelesaian berbagai masalah pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam baik itu dilihat dari cara atau materi yang akan diberikan kepada anak didik.

1. Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam sebagai suatu kegiatan yang terencana mempunyai kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Karena tujuan merupakan penentu ke mana pendidikan Islam itu diarahkan. Setiap aktivitas yang dilakukan pasti mempunyai tujuan tertentu, sebab tanpa memiliki tujuan yang akan dicapai maka aktivitas tersebut tidak akan jelas ke mana harus melangkah, sehingga tidak dapat menyatakan aktivitasnya berhasil atau tidak.

Berikut ini akan diuraikan tentang tujuan pendidikan Islam menurut para pakar.
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai. Menurut H M. Arifin, ( 2003 : 28 ). Pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia yang bulat memalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan, dan indra.

Tujuan terakhir dari pendidikan Islam itu terletak dalam reaksi sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, Baik secara perorangan, Masyarakat maupun sebagai umat manusia secara keseluruhannya. Sebagai hamba Allah yang berserah kepada-nya, Ia adalah hamba-Nya yang berilmu pengetahuan dan beriman secara bulat, sesuai kehendak pencipta-Nya, agar terealisasi cita-cita yang tergantung dalam kalimat ajaran Allah.

اِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ العَالمَِيْنَ

“Sesungguhnya shalatku dan ibadahku dan hidupku serta matiku hanya untuk Allah, pendidikan sekalian alam.” ( H M Arifin, 2003 : 28 ).

Lebih lanjut tujuan pendidikan Islam menurut hasil seminar pendidikan Islam Se-Indonesia pada tanggal 7 s/d 11 Mei 1960, di Cipayung, Bogor yang dikutif oleh H M. Arifin ( 2003 :29 ) adalah menanamkan taqwa dan akhlaq serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang pribadi luhur menurut ajaran Islam H M. Arifin (2003 :29) Berpendapat bhwa tujuan pendidikan Islam dilihat dari tugas dan fungsi manusia adalah sebagai berikut :
  1. 1. Tujuan individu yang menyangkut, melalui proses belajar dalam rangka mempersiapkan dirinya dalam kehidupan dunia dan akhirat.
  2. 2. Tujuan sosial yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan, dan dengan tingkah laku masyarakat pada umumnya serta dengan perubahan-perubahan yang diinginkan pada pertumbuhan pribadi, pengalaman dan kemauan hidup.
  3. 3. Tujuan profesional yang menyangkut pengajaran sebagai ilmu, seni dan profesi serta sebagai suatu kegiatan dalam masyarakat.
Sedangkan Hasan Langgulung ( 1995 : 179 ) membagi tujuan pendidikan Islam menjadi tiga tahapan, yaitu, tujuan akhir, tujuan umum, dan tujuan khusus. Pada tujuan akhir dalam pendidikan Islam, jika diperhartikan sangat erat kaitannya dengan tujuan hidup manusia yaitu menjadi “ abid”. Inilah yang disebut dalam Al-qur’an surat As-Dzariat ayat 56 yang bermakna : “ Tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali agar menyembah-Ku “. Begitu juga dalam ayat Al-Qur’an Surat Ali-Imran ayat 30 yang bermakna : Ingatlah ketika Tuhanmu Berkata kepada Malaikat : “ Aku akan ciptakan Kholifah di muka bumi”. Inilah segala usaha untuk membentuk watak manusia menjadi hamba Allah dan menjadi khalifah di muka bumi ini. Itulah tujuan pendidikan Islam menurut pandangan Islam.

Sementara itu tujaun pendidikan Islam yang diungkapkan Ahmad D. Marimba ( 1987 : 48 ) adalah identik dengan tujuan hidup setiap orang muslim. Adapun tujuan seorang muslim menurut Beliau adalah sebagai berikut :

Dinyatakan dalam Al-Qur’an. Firman Allah SWT.

“Dan Aku ( Allah ) tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk menyembah-Ku”, ( Q.S. Az-Dzariyat : 56 ).

“Pada mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah”. (Q.S An-Nisa : 5 ).

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan keadaan beragama islam”. ( Q.S. Al-Imran : 102 ).

Dari ayat tersebut jelaslah bahwa tujuan hidup manusia dengan memiliki agama Islam yaitu menjadi hamba Allah yang sempurna dan mampu merealisasikan seluruh ajaran-Nya dalam segala aspek kehidupan manusia dengan bentuk penyerahan diri kepada-Nya.

Ada beberapa rumusan tujuan pendidikan Islam, paling tidak yang perlu kita perhartikan, yaitu ;
1. Tujuan dan tugas manusia di muka bumi, baik secara vertikal maupun harizontal.
2. Sifat-sifat dasar manusia.
3. Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.
4. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam.

Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, ( 2005 : 36 ), tujuan pendidikan Islam menurut Al-Qur’an meliputi ;
  1. Menjelaskan posisi peserta didik sebagai manusia di antara makhluk Allah lainnya dan tanggung jawabnmya dalam kehidupan ini.
  2. Menjelaskan hubungannya sebagai makhluk sosial dan tanggung jawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
  3. Menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara memakmurkan alam semesta.
  4. Menjelaskan hubungannya dengan kholiq sebagai pencipta alam semesta.
Adapun tujuan pendidikan Islam menurut Zakiyah Derajat ( 1992 : 30 ) harus dikaitkan pula dengan tujuan pendidikan nasional negara tempat pendidikan Islam itu dilaksanakan dan harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional dengan lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu.

Landasan Pendidikan Islam
Pendidikan Islan adalah kebutuhan untuk dapat melaksanakan Islam sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT. Berdasarkan makna ini maka tujuan pendidikan Islam mempersiapkan diri manusia guna melaksanakan amanah yang dipikul oleh manuisa harus dilandasi Al-Qur'an dan Al-Hadits. Sebagai sumber seluruh aspek hukum dengan menurut Islam

Lebih lanjut H M. Arifin ( 1994 : ) mengemukkan bahwa meletakkan dasar pendidikan Islam berarti harus meletekkan nilai-nilai dasar agama yang memberikan ruang lingkup berkembangnya proses kependidikan Islam dalam rangka mencapai tujuan. Bukannya nilai-nilai dasar yang dibentuk itu mempunyai kecenderungan untuk menghambat atau menghalangi berkembangnya proses tersebut.

Landasan pendidikan Islam secara garis besar ada tiga, yaitu AL-Qur’an, AS-Sunnah, dan perundang-undangan yang berlaku di negara kita (Nur Uhbiyati, 1997 : 24).

( 1 ) Al-Qur’an
AL-Qur’an menurut Bahasa ialah bacaan atau yang dibaca. AL-Qur’an adalah “masdar” yang diartikan dengan arti isim maful yaitu maqru’ yang artinya dibaca (M . Hasbi As- Shdiqy, 1988 : 1 ).

Sedangkan menurut ahli agama (‘Uruf Syara), ialah nama bagi Kalamullah yang diturunkan ke pada Nabi Muhammad SAW, yang ditulis dalam mushap.

AL-Qur’an adalah Kalam allah SWT yang merupakan Mu’zijat bagi Nabi Muhammad SAW, dan membacanya adalah ibadah.. Menurut Hasan Langgulung, (1995 : 190) AL-Qur’an adalah “masdar” yang bermakna bacaan, di antarnya Firman Allah ; “jika Kami baca, ikutilah bacaannya, yakni Kami membacanya dengan perantaraan Jibril. Menurut Asy-Syaukani dalam AL- irsyad yang dikutif oleh M. Hasbi Ash-Shidqy (1989 : 75) ialah wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang ditilawatkan dengan lisan lagi mutawatir.

Sedang menurut hasan Langgulung (1995 : 192) AL-Qur’an adalah kumpulan perkataan Arab yang turun dengan wahyu kepada Rasulullah S.a.w. dan makna yang diambil dari pada-Nya.

Selanjutnya menurut M. Ustman najati ( 1985 :1 ) AL-Qur’an adalah sebuah Kitab suci dan petunjuk yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW bagi seluruh manusia. Ia berbicara kepada rasio dan kesadaran manusia juga mengajarkan kepada manusia aqidah, tauhid, membersihkan diri manusia dengan berbagai praktek ibadah, dan menunjukkan kepada-Nya di mana letak kebaikan dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Selanjutnya AL-Qur’an juga menjunjukkan kepada manusia jalan yang terbaik guna meraalisasikan dirinya dan mengantarkan pada jenjang kesempurnaan insani, agar dengan demikian ia bisa merealisasikan kebahagiaan bagi dirinya, baik di dunia dan akhirat.

Melalui beberapa pendapat tersebut di atas jelaslah bahwa Al-Qur’an memang Kalam Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammada sebagai pedoman dan petunjuk bagi seluruh Umat manusia dalam menjalankan hidup di muka bumi ini sebagai khalifah. Kemudian Al-Qur’an sebagai sumber pedoman bagi umat manusia, karena di dalamnya mengandung berbagai pelajaran yang meliputi pendidikan, pembinaan, pengetahuan, juga dapat mencegah perbuatan keji dan nahi mungkar dan membawakan nilai-nilai yang membudayakan manusia, Hampir dua pertiga ayat-ayat Al-Qur’an mengandung motivasi kependidikan bagi umat manusia ( H M.Arifin, 2005 : 47 ). Karena itu secara langsung melalui pendapat tersebut bahwa Al-Qur’an memang landasan bagi pendidikan Islam.

Untuk pembahasan berikutnya yang berkaitan dengan pendidikan Islam yaiu :
“ Bacalah dengan ( menyebut ) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dialah telah menciptakan manusia dari segumpal darah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar kepada ( manusia ) dengan perantaraan Kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” ( Q.S. Al-A’laq : 1-5 ).
Dari kedua ayat tersbut di atas dengan tegas mengatakan bahwa di dalam Al-Qur’an terkandung makna-makna pendidikan H M. Arifin (1994 : 48). Mengemukakan bahwa Allah SWT Maha Pencipta dan Maha Kuasa atas segala-galanya, akan tetapi juga maha Pendidik akan hamba-hamba-nya. Dia adalah Rabbul ‘ alamin.. Pendidikan atas sekalian alam.

Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ajaran-ajaran yang berisi prinsip-prinsip yang berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidik. Salah satu contohnya adalah tentang kisah Lukman yang mengajari anaknya tentang keimanan, akhlaq, ibadah, sosial, dan ilmu pengetahuan.

Kiranya Al-Qur’an tepat dijadikan landasan bagi pendidikan Islam. Karena dilihat dari pengertian pendidikan Islam dan tujuan tentang pendidikan Islam semuanya terdapat dalam Al-Qur’an. Di samping itu Al-Qur’an memang sebagai Kitab untuk orang-orang Islam. Al-Qur;an juga cocok untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pendidikan, guna menghasilkan yang maksimal.

( 2 ) Al-Hadits
Hadits bentuk jamaknya adalah hidas, hudasa. Dan hudus. Dari segi bahasa, kata hadits mempuyai beberapa arti yaitu :
1. Baru ( jadid ), lawan dari terdahulu ( qadim ).
2. Dekat ( qarib ), tidak lama lagi terjadi, lawan dari jauh ( ba’id )
3. Warta berita ( khabar ), sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain ( H. M. Ahmad, 2000 : 11 ).

Hadits yang bermakna khabar ini dihubungkan dengan kata tahdis yang berarti khabar sebagaimana tersebut dalam Firman Allah ;
“Maka hendaklah mereka mendatangkan suatu khabar ( kalimat ) yang semisal nAl-Qur’an itu, jika mereka orang-orang yang benar “. ( Q.S. At-Thuur : 34 ).

Adapun pengertian hadits menurut ahli hadits ialah :

اَقْوَالُهُ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاَفْعَالُهُ وَاَحْوَالُهُ
Segala ucapan, segala perbuatan, dan segala keadaan atau perilaku Nabi SAW. ( H.. muhammad Ahmad, 2000 : 11 ).

Mengenai Al-hadits sebagai landasan yang kedua bagi pendidikan Islam telah disebutkan dalam Al-Qur’an yaitu :
“ Jika kamu berselisih tentang sesuatu,,, maka kembalikan ia kepada Allah ( Al- Qur’an ) dan Rasul ( sunnahnya ) “. ( Q.S. An-Nisa : 59 ).
Ayat tersebut menunjukkan bahwa landasan pendidikan Islam yasng kedua yaitu Al-hadits, Abdur Rahman An-nahlawi (1989 ; 46) menyatakan bahwa dasar kedua untuk pendidikan Islam dan sistemnya adalah As-Sunnah. Begitu pula Zakiyah Derajat (1984 : 21) menyatakan bahwa sunnah merupakan landasan kedua bagi pembinaan pribadi muslim yang kedua setelah Al-Qur’an yang dijadikan landasan bagi pendidikan Islam.

( 3 ) Perundang-undangan yang Berlaku di Indonesia
Yang dijadiakan undang-undang untuk landasan pendidikan Islam adalah undang undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 ayat 1 sampai 5 “ GBHN, dan undang-undang sistem pendidikan nasional No. 2 Tahun 1989 ( nur Uhbiyati, 1992 : 28 ). Dari ketiga undang-undang tersebut dijelaskan adanya toleransi antar umat beragama dan pentingnya untuk setiap orang untuk melaksanakan kebijakan pendidikan.


Artikel Terkait
share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Srima Pom Mini, Published at 15.57