Bekal Masa Kini Dan Esok Hari Bagi Pemuda Pemudi

Bekal Masa Kini Dan Esok Hari Bagi Pemuda Pemudi

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Salam sejahtera, semoga tetap tercurahkan kepada baginda nabi Muhammad saw., dimana beliaulah yang membangun umat manusia dipermukaan bumi ini dengan akhlaqul karimah, hingga kita sekalian mengetahui hal-hal yang terpuji dan hal-hal yang tercela berkat hidayah Allah swt.

Sesuai dengan tema diatas, maka kami hendak menguraikan secara singkat, dengan harapan semoga kita mampu mengambil hikmahnya, serta kita nantinya berupaa untuk mengamalkan dalam kehidupan saehari-hari. Ketahuilah bahwa masa muda sangatlah banyak tantangan yang dihadapinya, dari hari ke hari, khususnya masa kini. Dimana kaula muda diombang-ambingkan oleh berbagai macam pengaruh budaya, yang nyata-nyata terbukti dan terjadi. Kalau kita mau mempehatikan sejenak perihal keadaan pemuda saat ini, seperti halnya yang kita jumpai baik dikota besar sediki demi sedikit sudah merembet ke desa-desa, yaitu dengan adanya pergaulan bebas, cara berpakaian mencerminkan tidak islami: Dalam hal ini menjadikan kebiasaan dan tidak asing lagi untuk dikerjakan. Demikian juga sering terjadi perkelahian antar pemuda, perkelahian antar pelajar, bermabuk-mabukan, serta tindak kriminal lainya. Melihat kenyataan yang benar-benar menjadi fakta saat ini, maka marilah kita waspada, dan bersiap-siap untuk menghadang hal-hal tersebut, agar kita tidak ikut larut dan tenggelam dalam hal tersebut. Lalu langkah apa yang harus kita kerjakan untuk bekal hari sekarang dan hari esok, agar pribadi kita benar-benar berguna bagi agama, bangsa dan negara, sehingga keceriaan gemilangnya dimasa depan benar-benar bisa menjadi kenyataan, adapun bekal yang terbaik dan istimewa yang benar-benar harus kita persiapkan dan selalu dipegang yaitu ilmu pengetahuan dan takwa.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka imam Syafi’i berkata:

Artinya:

Hidupnya pemuda itu demi Allah harus dengan ilmu dan takwa kepada Allah, kalau kedu-duanya itu kosong berarti pemuda itu tidak ada (maksud pemuda yang tidak ada artinya)

Ilmu dan takwa sebagai modal utama dalam kehidupan ini khususnya bagi generasi muda, dan umumnya bagi orang muslim. Maka kedua itu harus menjadi pegangan dalam hidup ini, agar kita menjadi pemuda yang benar-benar tangguh, hndal punya arti, sehingga tidak mudah diwarnai dengan lingkungan yang negatif, akan tetapi kita berusaha mewarnai ligkungan dengan berbagai aktivitas yang positif.


قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيم

Artinya:

Mereka (yang lain) berkata, “kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim.” Perlu ditekankan bahawa para Nabi a.s itu hanya diutus untuk mengubah keadaan, sehingga setiap Nabi yang diutus adalah orang-orang terpilih dan hanya daripada kalangan pemuda (syabab) sahaja. Bahkan kebanyakan daripada pengikut mereka daripada kalangan pemuda juga (meskipun begitu ada juga pengikut mereka itu terdiri daripada mereka yang sudah tua dan juga yang masih kanak-kanak. "Ashabul Kahfi", yang tergolong sebagai pengikut nabi Isa a.s adalah sekelompok anak-anak muda yang usianya masih muda lagi, yang mana mereka telah menolak untuk kembali keagama nenek moyang mereka yakni menyembah selain Allah. Disebabkan bilangan mereka yang sedikit (hanya tujuh orang), mereka telah bermuafakat untuk mengasingkan diri daripada masyarakat dan berlindung di dalam sebuah gua. Fakta ini diperkuatkan oleh Al-Quran di dalam surah Al-Kahfi ayat 9-26, di antaranya:

Perlu ditekankan bahawa para Nabi a.s itu hanya diutus untuk mengubah keadaan, sehingga setiap Nabi yang diutus adalah orang-orang terpilih dan hanya daripada kalangan pemuda (syabab) sahaja. Bahkan kebanyakan daripada pengikut mereka daripada kalangan pemuda juga (meskipun begitu ada juga pengikut mereka itu terdiri daripada mereka yang sudah tua dan juga yang masih kanak-kanak. "Ashabul Kahfi", yang tergolong sebagai pengikut nabi Isa a.s adalah sekelompok adalah anak-anak muda yang usianya masih muda lagi yang mana mereka telah menolak untuk kembali keagama nenek moyang mereka yakni menyembah selain Allah. Disebabkan bilangan mereka yang sedikit (hanya tujuh orang), mereka telah bermuafakat untuk mengasingkan diri daripada masyarakat dan berlindung di dalam sebuah gua. Fakta ini diperkuatkan oleh Al-Quran di dalam surah Al-Kahfi ayat 9-26, di antaranya:

"(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat perlindungan (gua) lalu berdoa: ‘Wahai uhan kami berikanlah rahmat depada kami dari sisi-Mu dan tolonglah kami dalam menempuh langkah yang tepat dalam urusan kami (ini) (10)…Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad saw) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta) dan Kami beri mereka tambahan pimpinan (iman, taqwa, ketetapan hati dan sebagainya) (13).

Demikia uraian singkat yang bisa kami sampaikan. Mudah-mudahan membawa manfaat. Bilahi taufik walhidayah.

Wassalamu’alaikum waramatullahi wabarakaatuh.


Artikel Terkait
share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Unknown, Published at 23.45