Pembahasan yang diuraikan tentang teori perencanaan secara umum, namun itu juga berlaku secara spesifik untuk perencanaan pendidikan.
Cakupan tentang teori perencaan tersebut dibahas secara ringkas pada makalah berikut ini :
1. Teori Sinoptik
Teori ini terkadang disebut dengan bahasa lain ; system planning, rational system approach, rasional comprehensive planning.
Menggunakan model berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan
dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disbebut
visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi ;
- pengenalan masalah,
- mengestimasi ruang lingkup problem
- mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian,
- menginvestigasi problem,
- memprediksi alternative,
- mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
2. Teori Incemental
Didasarkan pada
kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan tidak
cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini menekankan perencanaan
dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini
adalah si perencana dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan,
selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan.
3. Teori Transactive
Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi
kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi
yang transactive yaitu berkembang dari individu ke individu secara keseluruhan.
Ini berarti penganutnya juga menekankan pengembangan individu dalam kemampuan
mengadakan perencanaan.
4. Teori Advocacy
Menekankan hal-hal
yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Dasar
perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara empiris, tetapi
atas dasar argumentasi yang
rasional, logis dan bernilai
(advocacy= mempertahankan dengan argumentasi).
Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional.
Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan,
perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan
kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh
pemerintah/ atau badan pusat.
5. Teori Radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk
melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah
keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan.
Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari
individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat
dipandang perencanaan yang benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada
pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal
menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya. Begitu
pula pendidikan daerah dapat mandiri menangani pendidikannya.
6. Teori SITAR
Merupakan gabungan
kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary planning process. Teori
ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap.
Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga
tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu
S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational. Berarti teori
baru ini di samping mengombinasikan teori-teori yang sudah ada penggabungan itu
sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga
pendidikan dan masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori-teori diatas
mempunyai persamaan dan pebedaannya.
persamaannya:
- Mempunyai tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah
- Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
- Mempunyai beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal walaupun dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
- Mempertimbangkan dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan
Sedangkan
Perbedaannya adalah :
- Perencanaan sinoptik lebih mempunyai pendekatan komprehensif dalam pemecahan masalah dibandingkan perencanaan yang lain, dengan lebih mengedepankan aspek-aspek metodologi, data dan sangat memuja angka atau dapat dikatakan komprehensif rasional. Hal ini yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan perencanaan yang lain.
- Perencanaan incremental lebih mempertimbangkan peran lembaga pemerintah dan sangat bertentangan dengan perencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan perencanaan radikal yang juga cenderung revolusioner.
- Perencanaan transactive mengedepankan faktor – faktor perseorangan / individu melalui proses tatap muka dalam salah satu metode yang digunakan, perencanaan ini kurang komprehensif dan sangat parsial dan kurang sejalan dengan perencanaan Sinoptik dan Incremental yang lebih komprehensif.
- Perencanaan advocacy cenderung menggunakan pendekatan hukum dan obyek yang mereka ambil dalam perencanaan adalah golongan yang lemah. Perencanaan ini bersifat sosialis dengan lebih mengedepankan konsep kesamaan dan hal keadilan social
- Perencanaan Radikal seakan - akan tanpa metode dalam memecahkan masalah dan muncul dengan tiba-tiba (spontan) dan hal ini sangat kontradiktif dengan pendekatan incremental dan sinoptik yang memepertimbangkan aturan - aturan yang ada baik akademis/metodologis dan lembaga pemerintahan yang ada.
Model perencanaan pendidikan
Komponen perencanaan pendidikan
______________________
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto.
Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. 2008
Sagala,syaiful. Managemen Strategik dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
Bandung : Alpabeta.
2007
Usman, Husaini, Teori, Praktik, dan
Riset Pendidikan; Bumi Aksara, Jakarta.
2006
Pidarta, Made. Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan
Pendekatan Sistem.
Cet. 3 ; Jakarta : Rineka Cipta. 2005